Rabu, 06 Juli 2016



KESALAHAN PENGUKURAN PADA TEGANGAN
Indra Mahdi Jumaing
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar
Abstrak
Telah dilakukan praktikum elektronika dengan judul “kesalahan pada pengukuran tegangan”. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Jurusan Pendidikan Fisika. Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan  terjadinya kesalahan ukur pada pengukuran tegangan kemudian menjelaskan pengaruh pembebanan pada tegangan serta menghitung kesalahan dari pengukuran tegangan. Variabel  yang diukur dalam praktikum ini adalah tegangan pada hambatan dalam voltmeter dan hambatan luar. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa untuk mengukur tegangan dengan hambatan yang sama,maka tegangan sumber sama dengan besarnya pada tegangan luar dibagi dua. Jika hambatan luar yang diukur lebih besar dari hambatan dalam maka besarnya tegangan pada hambatan luar tersebut tidak sama dengan tegangan sumber sehingga terjadi efek pembebanan dimana arus akan mengalir ke hambatan  yang  lebih kecil yaitu ke hambatan dalam voltmeter  maka arus  yang  terukur bukan arus pada hambatan luar melainkan arus pada hambatan dalam voltmeter sehingga terjadi kesalahan pengukuran pada tegangan. Terjadinya efek pembebanan dapat berakibat terjadinya kesalahan pengukuran pada teganganya  yang  tadinya pada hambatan R sama dengan ½ dengan tegangan sumber akan tetapi karena terjadinya efek pembebanan maka terjadi besarnya tegangan pada R tidak  sama dengan ½ tegangan sumber. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum ini adalah kesalahan pengukuran pada tegangan terjadi jika resistansi R lebih besar dari nilai hambatan resistor.
Kata kunci:Hambatan dalam (Rd),Hambatan luar (R), dan nilai Resistansi.
TUJUAN
1.      Dapat menjelaskan terjadinya kesalahan ukur pada pengukuran tegangan.
2.      Dapat menjelaskan pengaruh pembebanan pada tegangan.
3.      Dapat menghitung kesalahan dari pengukuran tegangan.
METODE EKSPERIMEN
Teori Singkat
            Sebuah peralatan listrik atau elektronik yang tersedia membutuhkan suatu level arus tertentu bagi operasi yang tepat. Pengukuran-pengukuran yang akurat dari arus rangkaian. Lebih lanjut sangatlah penting. Pengukuran yang tidak tepat bisa gagal menentukan situasi yang merusak atau berbahaya. Kualitas suatu meter merupakan faktor yang penting dalam ketepatan pengukuran. Ketepatan suatu  ammeter dipengaruhi oleh sensitivitas dan stabilitas dari tahanan dalamnya (Sutrisno. 1986 : 45)
Ketika mengukur tegangan melalui suatu komponen, voltmeternya haruslah secara paralel dengan komponen tersebut. Dalam suatu rangkaian keseimbangan yang kritis, arus melalui voltmeter dapat menganggu keseimbangan kondisi rangkaian. Untuk alasan inilah sehingga arus pada voltmeter haruslah sangat kecil. Arus yang dibutuhkan bagi simpangan skala penuh dari voltmeter bervariasi dan berlawanan arah dengan sentivitasnya (Daryanto. 2011 : 43).
            Efek pembebanan adalah tekanan drop dalam rangkaian listrik yang disebabkan tahanan dalammeter. Suatu ammeter ideal akan mengukur arus listrik tanpa pengantar setiap tegangan drop yang dapat dipertimbangkan. Dalam praktek efek pembebanan akan dapat diabaikan pada saat tahanan rangkaian besar dibandingkan dengan tahanan dalam meter (Blocher, Richard. 2004 : 125).
Amperemeter analog merupakan meter kumparan putar atau meter d’Arsonval. Untuk menggunakan meter ini perlu diketahui kepekaan arus, yaitu arus listrik yang menyebabkan simpangan penuh (sp), dan hambatan meter, yaitu hambatan kumparan. Untuk mengukur arus yang lebih besar dari Isp, pada amperemeter resistor dipasang pararel dengan meter sehingga hanya sebagian arus yang diukur masuk kedalam meter. Voltmeter dapat digunakan untuk mengukur beda tegangan dalam suatu rangkaian searah yaitu dipasang pararel dengan beda tegangan yang diukur. Agar tidak mengganggu arusIpada rangkaian yang diukur, arus Im yang melalui meter harus mempunyai nilai sekecil mungkin. Untuk resistor Rs bernilai besar dipasang seri dengan voltmeter. Selain amperemeter dan voltmeter, sering juga digunakan ohmmeter yakni digunakan untuk mengukur hambatan. Suatu alat ukur yang dapat mengukurarus, tegangan, dan hambatan listrik disebut multimeter (Bird John, 2003 : 87).
 Voltmeter dapat digunakan untuk mengukur beda tegangan dalam suatu rangkaian searah yaitu dipasang pararel dengan beda tegangan yang diukur. Agar tidak mengangu arusIpada rangkaian yang diukur, arus Im yang melalui meter harus mempunyai nilai sekecil mungkin. Untuk resistor Rs bernilai besar dipasang seri dengan voltmeter. Selain amperemeter dan voltmeter, sering juga  digunakan ohmmeter yaitu digunakan untuk mengukur hambatan. Suatu alat ukur yang dapat mengukur arus, tegangan, dan hambatan listrik disebut multimeter (Fardo, Stephen Wand Dale R. Patrick. 2008: 69 ).
AlatdanBahan
1.    Alat
a.       Basicmeter                                                                         1 Buah
b.      Multimeter Digital                                                            1 Buah
c.       Multitester                                                                         1 Buah
d.      Power Suplay                                                                    1 Buah

2.    Bahan
a.       Kabel Penghubung                                                            5 Buah
b.      Probe                                                                                 2 Buah
c.       Resistor 56 Ω                                                                    2 Buah
d.      Resistor 100 Ω                                                                  2 Buah
e.       Resistor 220 Ω                                                                  2 Buah
f.        Resistor 47 k                                                                  2 Buah

Identifikasi Variabel
Identifikasi Maslah pada percobaan ini adalah:
1.    Variabel Manipulasi    : Resistansi resistor dan tengangan sumber
2.    Variabel Respon          : Tegangan R1, Tegangan R2, dan Tegangan Total
3.    Variabel Respon          : Tegangan Sumber dan Batas Ukur

Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Manipulasi
     1. Batas ukur adalah nilai yang terdapat pada alat ukur yang menunjukkan batas ukur atau besarnya nilai tegangan atau arus yang dapat diukur oleh alat ukur dengan nilai batas ukur pada basicmeter 10 V dan pada Multimeter digital 200 V
    2. Resistansi resistor adalah hambatan yang dimanipulasi nilai resistansinya untuk membuktikan terjadinya kesalahan pada pengukuran tegangan, dimana nilai resistansi yang digunakan dalam percobaan ini adalah 56 ohm, 100 ohm, 220  ohm, dan 47 x 103Ω ohm.

3.    Tegangan Sumber adalah  suatu  alat atau catu daya yang digunakan dalam percobaan untuk menghasilkan arus dan tegangan sesuai dengan kebutuhan, dimana sumber tegangan yang digunakan sebesar 6 volt dan 9 volt.
b. Varibel Respon
      1. Tegangan pada R1 adalah besarnya nilai tegangan yang terbaca pada alat ukur yang dipasang paralel dengan R1.
        2. Tegangan pada R2 adalah besarnya nilai tegangan yang terbaca pada alat ukur yang dipasang paralel dengan R2.
       3. Tegangan total  adalah besarnya nilai tegangan yang terbaca pada alat ukur yang dipasang paralel terhadap kedua resistor tersebut.
c. Variabel Kontrol
       1. Tegangan Sumber adalah  suatu  alat atau catu daya yang digunakan dalam percobaan untuk menghasilkan arus dan tegangan,
        2. Batas ukur adalah nilai maksimum yang dapat diukur oleh suatu alat ukur yaitu voltmeter.

ProsedurKerja
1.         Menyiapkanalatdanbahanyangdigunakan.
2.         Memastika nilai R1 dan R2 tetap sama.
3.         Membuat rangkaian seperti pada gambar berikut






4.         Menghubungkan power supply dengan rangkaian dengan mengatur Vs sebesar 6 volt dan 9 volt.
5.         Mengukur tegangan pada R1 dan R2 dengan alat ukur Basicmeter.
6.         Mengulangi percobaan dengan nilai R = 56 Ω , 100 Ω , 220 Ω dan 47 x 103.
7.         Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
8.         Menghitung hambatan dalam dengan cara mengukur alat ukur basicmeter dengan menggunakan Voltmeter.
9.         Membuat analisa data danMenyimpukan hasil percobaan.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
HasilPengamatan
Kegiatan 4 :Pengukuran Kesalahan Pada Pengukura Tegangan
Tabel 4.1  :Kesalahan PengukuranTegangan dengan Tegangan Sumber  6 Volt
BU Basicmeter             = 10 V
Nst Basicmeter             =0,2 V
BU Voltmeter               =200 V
NST Voltmeter            = 0,1 V
Rd                                = 100 k Ω        
No
Harga
Tegangan  Pada
Resistor (Volt)
Tegangan Total

Resistor
R1
R2
(Volt)
1
56 Ω
2,6
2,6
5,2
2
100 Ω
2,8
2,8
5,6
3
220 Ω
2,8
2,8
5,8
4
47 K Ω
2,4
2,4
6,2
           



Tabel 4.2  :Kesalahan PengukuranTegangan dengan Tegangan Sumber  9 Volt
BU Basicmeter             = 10 V
Nst Basicmeter             =0,2 V
BU Voltmeter               =200 V
NST Voltmeter            = 0,1 V
Rd                                = 100 k Ω                    
                    
No
Harga
Tegangan  Pada
Resistor (Volt)
Tegangan Total

Resistor
R1
R2
(Volt)
1
56 Ω
4,0
4,0
8,0
2
100 Ω
4,2
4,2
8,4
3
220 Ω
4,4
4,4
8,8
4
47 K Ω
3,6
3,6
9,2


Analisis Data
a. Pengukuran tegangan dengan batas ukur  6  volt
1.    Menentukan Besarnya Jumlah Tegangan
Ru :
∑ Vp = V1 + V2

b.Pengukuran tegangan dengan batas ukur 9 volt
1.    Menentukan Besarnya Jumlah Tegangan
Ru :
∑ Vp = V1 + V2
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami menggunakan voltmeter dengan batas ukur 10 volt dan NST pada voltmeter yaitu 0,1 volt. Pada percobaan ini digunakan resistor dengan nilai resistansi sebesar 150 Ω, 47 kΩ, 100 kΩ, 390 kΩ, 390 kΩ dan 470 kΩ. Pada pengukuran ini diperoleh nilai Rd hitung pada resistor 100 Ω sebesar 0,01 Ω,resistor 4,7 kΩ sebesar 0,03 Ω, resistor 10 kΩ sebesar 0,01 Ω, resistor 390 kΩ diperoleh  sebesar 0,412 dan 470 kΩ diperoleh sebesar 162,92. Adapun besar  resistor 100 Ω yaitu 0,000025,resistor 4,7 kΩ yaitu 0,0147 Ω, resistor 10 kΩ yaitu 0,0106 Ω, resistor 390 kΩ yaitu  8,514 Ω dan resistor 470 kΩ yaitu 8,146 Ω . Pada percobaan dengan menggunakan batas ukur 50 volt diperoleh nilai  pada resistor sebesar 0,0664 Ω, untuk resistor 4,7 kΩ diperoleh yaitu 10,805, pada resistor 10 kΩ sebesar 0,015 Ω, pada resistor 390 kΩ diperoleh 0,17 Ω dan pada resistor 470 kΩ diperoleh 0,4537 Ω.
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa pada resistor yang berukuran kecil atau lebih kecil dari hambatan dalam maka tidak terjadi kesalahan adapun sebaliknya jika nilai resistor luar lebih besar dari nilai hambatan dalam maka terjadi kesalahan pengukuran pada tegangan.
Efek pembebanan pada tegangan adalah dimana pada suatu rangkaian harga resistor jauh lebih besar dari pada harga hambatan dalam pada alat ukur tersebut, sehingga alat u.kur menjadi terbebani dan terjadi kesalahan pada pengukuran tegangan. Berdasarkan teori Jika R1 dan R2 sama tegangannya akan tetap sama dan jika dijumlahkan hasilnya akan sama dengan jumlah tegangan sumber pada percobaan ini, tegangan yang diperoleh pada R1 dan R2 sama tetapi pada resistor 390 kΩ tegangan pada R1 dan R2 tidak sama dengan jumlah tegangan sumber.
SIMPULAN DAN DISKUSI
            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka simpulan pada percobaan ini yaitu terjadinya kesalahan pada pengukuran tegangan dikarenakan nilai resistansi hambatan luar lebih besar dibandingkan nilai resistansinya hambatan dalam pada voltmeter. Itulah yang menyebabkan terjadi efek pembebanan dimana arus yang tidak mengalir pada rangkaian tetapi mengalir pada voltmeter sehingga terjadilah kesalahan pengukuran pada tegangan. Pembebanan diberikan untuk mengetahui seberapa besar hambatan dalam pada voltmeter jika hambatan dalam lebih besar dari pada hambatan luar maka besarnya V1 sama dengan besarnya Vs dibagi 2 akan tetapi jika hambatan dalam lebih kecil daripada hambatan luar maka besarnya V1 tidak sama dengan besar Vs dibagi 2 sehingga terjadilah kesalahan pada pengukuran tegangan tersebut. Adapun diskusi pada percobaan ini adalah diharapkan,sebaiknya praktikan memperhatikan resistor yang digunakan, memperhatikan araha asisten sebelum melakukan praktikum, dan praktikan teliti dalam membaca nilai yang tertera dalam alat ukur pada sat mengambil data.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad, Jayadin. 2007. Eldas. Bogor : Jaya Press.
Charles, Taylor. 2007. Basic Electronic. London : Global Media.
David. 2009. Introduction to Electronics. London : HSRC Press.
Dennis l, Eggleston. 2011. Basic Electronics for Scientits and Engineers. Los Angales : Cambridge University Press.
Huda, yasdinul. 2008. Alat Ukur dan pengukuran. Padang : UNP Press.









Lampiran
Analisis Data
a. Pengukuran tegangan dengan batas ukur  6  volt
2.    Menentukan Besarnya Jumlah Tegangan
Ru :
∑ Vp = V1 + V2
a.    R1 = 56
      ∑ Vp = VR1 + VR2
                = 2,6+ 2,6
                = 5,2 V
b.    R2 = 100 Ω
      ∑ Vp = VR1 + VR2
                 = 2,8+ 2,8
                 = 5,6 V
c.    R3 = 220
       ∑ Vp = VR1 + VR2
             = 2,8 + 2,8
             = 5,8 V
     d.  R4=  47 x
     ∑ Vp = VR1 + VR2
                   = 2,4 + 2,4
                   = 6,2 V

b.Pengukuran tegangan dengan batas ukur 9 volt
2.    Menentukan Besarnya Jumlah Tegangan
Ru :
∑ Vp = V1 + V2

a.       R1 = 56
      ∑ Vp = VR1 + VR2
                = 4,0+ 4,0
                = 8,0 V
b.      R2 = 100 Ω
      ∑ Vp = VR1 + VR2
                 = 4,2+ 4,2
                 = 8,4  V
c.    R3 = 220
       ∑ Vp = VR1 + VR2
             = 4,4 + 4,4
             = 8,8 V
     d.  R4=  47 x
     ∑ Vp = VR1 + VR2
                   = 3,6 + 3,6
                   = 9,2 V











                                    LAPORAN SEMENTARA

JudulPercobaan                       : KesalahanPengukuran Pada Tegangan
Hari/ Tanggal                          : Sabtu, 02 Januari 2016
NamaPraktikan / Nim             : Indra Mahdi jumaing / 20600114002
Golongan / Kelompok            : BC/ III ( TIGA )
RekanKerja / Nim                   : 1. Foetri Nurhidayah / 20600114043
                                                2.nuraini/ 20600114042
                                                3. Nurwahidah S/ 20600114088

Hasilpengamatan
Kegiatan 4 :Pengukuran Kesalahan Pada Pengukura Tegangan
Tabel 4.1  :Kesalahan PengukuranTegangan dengan Tegangan Sumber  6 Volt
BU Basicmeter             = 10 V
Nst Basicmeter             =0,2 V
BU Voltmeter               =200 V
NST Voltmeter            = 0,1 V
Rd                                = 100 k Ω        
No
Harga
Tegangan  Pada
Resistor (Volt)
Tegangan Total

Resistor
R1
R2
(Volt)
1
56 Ω
2,6
2,6
5,2
2
100 Ω
2,8
2,8
5,6
3
220 Ω
2,8
2,8
5,8
4
47 K Ω
2,4
2,4
6,2
           



Tabel 4.2  :Kesalahan PengukuranTegangan dengan Tegangan Sumber  9 Volt
BU Basicmeter             = 10 V
Nst Basicmeter             =0,2 V
BU Voltmeter               =200 V
NST Voltmeter            = 0,1 V
Rd                                = 100 k Ω                    
                    
No
Harga
Tegangan  Pada
Resistor (Volt)
Tegangan Total

Resistor
R1
R2
(Volt)
1
56 Ω
4,0
4,0
8,0
2
100 Ω
4,2
4,2
8,4
3
220 Ω
4,4
4,4
8,8
4
47 K Ω
3,6
3,6
9,2



                                                                                               
                                                                                        Makassar,   Januari 2016
              
    Asisten                                                                                    Praktikan


   Ikramullah                                                                             Indra mahdi jumaing
   Nim : 20404112063                                                               Nim : 20600114002


Tidak ada komentar:

Posting Komentar